ISMIYATI

modul 3.2

MODUL 3.2 Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Unggul
Kompetensi Dasar :3.2 Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah
sederhana
Waktu : 10 jam
Sumber : BSE
Indikator

- Mengomentari teks sastra/ilmiah sederhana yang telah dibacakan.
- Menjelaskan makna idiomatik yang terkandung dalam teks sastra (cerpen, puisi, dan novel) seperti pepatah,
peribahasa dan majas.
- Menjelaskan pesan yang tersirat dari teks sastra tersebut
- Mengungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik (identitas pengerang;nama;karya-karya sastra yang telah dibacakan.
- Menceritakan kembali isi cerita yang telah dibahasakan dengan klimat sendiri
- Meramalkan kelanjutan cerita yang telah selesai dibacakan dengan baik.
- Mengidentifikasi makna dan pesan yang tersirat dari pilihan kata dan teks sastra yang telah dibacakan
- Mengaitkan istilah dalam teks sastra yang dibacakan dalamkehidupan sehri-hari
- Menyatakan tanggapan terhadap isi dan cara penyajian karya sastra yang telah dibaca.

A. Diksi, Makna Idiomatik, Ungkapan, Majas, dan Peribahasa.
Diksi ialah pilihan kata. Artinya, seseorang memilih dan menggunakan kata yang tepat untukmenyatakan sesuatu.
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.kata makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut jugamakna umum.
Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain,makna kias atau makna tambahan. Contoh kata putih bisa bermakna suciatau tulus tapi juga dapat bermakna menyerah atau polos.Penggunaan kata bermakna konotatif juga berkaitan dengan nilai rasa halus dan kasar.
Contoh lain:
No Nilai Rasa Halus Nilai Rasa Kasar
1 tunawisma gelandangan
2 mangkat, wafat, meninggal mampus, mati
3 pramuwisma pelayan, pembantu, babu
4 buang air kecil kencing
5 pegawai, karyawan buruh, kuli
6 hamil, mengandung bunting
7 melahirkan, bersalin beranak
8 menikah kawin
9 bodoh bego, goblok, tolol
10 gemuk gendut, gembrot
11 pendek kuntet,kate.




2. Ungkapan dan Peribahasa
Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang tidak dapat diramalkan berdasarkan unsur-unsur pembentuknya.Contoh:
ungkapan, yaitu perang dingin, kabar angin, kambing hitam, naik daun.
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang mengisahkan maksud
tertentu berupa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
Contoh peribahasa, yaitu habis manis sepah dibuang, bergantung pada akar
lapuk, seperti anak ayam kehilangan induk, bagai telur di ujung tanduk.
Ungkapan dan peribahasa juga banyak digunakan dalam cerpen, novel

3. Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan
kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau
pendengarnya. Majas terdiri atas: 1). Majas Perbandingan; 2). Majas
pertentangan; 3). Majas sindiran; 4). Majas penegasan

a. Majas perbandingan
Majas perbandingan terdiri atas tujuh bentuk berikut:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama,seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
2) Metafora
Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan
secara singkat dan padat.
Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perpustakaan adalah gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
4) Alegori
Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yanglainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentukcerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Cerita Kancil dengan Buaya dan Kancil dengan Burung Gagak.
5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
a) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
b) Melati, lambang kesucian
c) Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh:
a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)

7) Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian
7) Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untukmenggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.
b. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan
oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
72 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Unggul Kelas XII
3) sarkasme
3) sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

c. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat
tempur.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturu turutdan makin lama makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut
yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran
itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan
HUT RI ke -62.
7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja.
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
d. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalamatau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.

b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini ?

B. Menangkap Pesan yang Tersirat dalam Karya Sastra
Salah satu unsur intrinsik sebuah prosa adalah amanat. Amanat adalahpesan yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat cerita. Pesan ada yang diungkapkan secara tersurat dan juga tersirat. Pesan tersirat biasanya ditafsirkan sendiri oleh pembacanya, atau dapat diketahui setelah membaca seluruh cerita.
C. Memberi Tanggapan terhadap Prosa
Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra.
Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan fiksi atau nonfiksi tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun resensi novel atau cerpen adalah sebagai berikut.
1. Tema
a. Apakah tema cerita itu?
b. Apakah tema itu dapat diterima sebagai kebenaran umum?
2. Alur
a. Pola apa yang dipakai pengarang untuk membangun ceritanya?
b. Insiden atau konflik apa yang dipilih untuk mengembangkan tema cerita itu?
c. Apakah terdapat hubungan yang wajar dan baik antara peristiwa di dalam cerita dengan tema tertentu.
d. Mengapa suatu peristiwa lebih menonjol daripada peristiwa lainnya?
e. Apakah peristiwa demi peristiwa saling bersambungan dan berkaitan?
f. Apakah pengembangan peristiwa disusun secara rapih?
g. Bagaimana hubungan peristiwa dengan perjalanan hidup tokoh

3. Latar
a. Kapan dan di manakah peristiwa atau cerita itu terjadi?
b. Apakah latar berperan dalam pengembangan cerita? Menguatkan atau bahkan melemahkan?

4. Tokoh
a. Bagaimana karakter tokoh cerita ditampilkan oleh pengarang?
Apakah secara langsung atau melalui dialog tokoh lainnya?
b. Apakah karakter tokoh dalam cerita memang wajar atau terkesan dibuat-buat?

c. Bagaimana hubungan antar-tokohnya?
d. Apakah peranan tokoh dapat menghidupkan alur cerita?
e. Bagaimana peranan tokoh dalam menghidupkan tema?
5. Sudut Pandang
a. Dari sudut siapakah pengarang memaparkan ceritanya?
b. Apakah sudut pandang yang dipilih pengarang konsisten dalam seluruh ceritanya?
6. Amanat
a. Bagaimana pengarang memberikan pesan atau amanat dalam ceritanya?
b. Apakah amanat yang disampaikan pengarang dalam ceritanya?
c. Bagaimana pengarang menyampaikan amanat ceritanya terkesan menggurui atau tidak?

7. Bahasa
a. Gaya bahasa apakah yang dipakai pengarang dalam bercerita?
b. Apakah bahasa yang dipergunakan berkesan dan sugestif?
c. Apakah gaya bahasa yang digunakan wajar, tepat, dan hidup?
Dalam meresensi prosa, penulis resensi dapat pula mengupas
sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi. Unsur-unsur
ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1) latar belakang pengarang
(2) tujuan membuat karya
(3) kondisi sosial budaya 4) kultur budaya pengarang
(5) pengalaman pengarangya dan lingkungan yang memengaruhi karya.Di samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kitajuga harus melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut.Keunggulan bukan hanya dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku misalnya gambar sampul, ilustrasi, pembagian subjudul, atau kualitas kertas. Demikian juga pada aspek kelemahan atau kekurangannya.

Latihan
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan makna konotasi dan denotasi
serta berikan contohnya masing-masing!
2. Sebutkan macam-macam majas perbandingan!
3. Jelaskan bagaimana caranya menangkap makna yang tersirat dalam prosa fiks
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan resensi!
5. Hal apa saja tentang tema yang harus diperhatikan dalam merensi buku!
6. Jelaskan apa yang dimaksud majas metonimia. Tuliskanlahcontohnya!
7. Sebutkanlah jenis majas perbandingan!
8. Sebutkanlah unsur-unsur ekstrinsik karya sastra!
9. Apa arti pribahasa, “ hujan sehari menghapus kemarau setahun”!
10. Lanjutkan penggalan cerita ini hingga menjadi penggalan yang kronologis!

II.Bentuklah kelompok terdiri atas 4 orang Guru Anda akan membacakan sebuah cerita pendek
untuk didengarkan dengan saksama. Setiap kelompok membagi anggotanya untuk melakukan
tugas berikut:
1. mencatat keunggulan dan kelemahan cerpen,
2. membuat sinopsis untuk diceritakan kembali,
3. mencatat pemakaian ungkapan, majas, atau peribahasa dalam cerpen
4. mencatat pesan atau amanat yang tersirat.
Setelah selesai mengerjakan tugas setiap kelompok mengungkapkan hasil pekerjaanya kepada
Guru secara lisan.

0 komentar:

online